Promosi di Atas Segalanya? Ketika Ambisi Menginjak Etika di Dunia Kerja

Bayangkan ini: Seorang karyawan muda baru 2 tahun bekerja, tapi sudah dapat promosi dua kali. Banyak yang kagum, tapi diam-diam ada bisik-bisik.

“Ia suka menjatuhkan rekan sendiri.”“Sering ambil kredit dari kerja tim.” “Dekat dengan atasan, tapi gak tahu batas.”

Pertanyaannya: sukses atau manipulatif?

Di balik gemerlap pencapaian dan jabatan, kadang ada ambisi yang melangkahi batas etika. Di mana kita menarik garisnya?

 Baca Juga : Revisi KUHAP: Akhir dari Peradilan Kolot, atau Awal Masalah Peradilan Baru?

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Ambisi adalah bahan bakar karier. Tapi ketika seseorang mulai menghalalkan segala cara—menjatuhkan kolega, berbohong soal hasil kerja, atau menjilat ke atasan demi promosi—maka ambisi itu berubah menjadi racun.

Sikap Karyawan yang Melanggar Etika demi Ambisi:

  1. Mengklaim kerja tim sebagai hasil pribadi
  2. Memata-matai atau melaporkan rekan ke atasan demi citra baik
  3. Menyebar gosip atau rumor untuk menjatuhkan pesaing
  4. Mengabaikan prosedur, bahkan memanipulasi data atau laporan

Dampaknya Bukan Hanya ke Individu, Tapi ke Organisasi:

  1. Budaya kerja jadi penuh curiga dan kompetisi tidak sehat
  2. Tim kehilangan kepercayaan satu sama lain
  3. HR dan manajemen kesulitan membangun retensi karyawan

Pandangan Praktisi SDM:

Menurut Benny Gunawan, HR Director di perusahaan logistik nasional:

“Kami di HR sering menghadapi dilema. Ada karyawan dengan performa luar biasa di atas kertas, tapi ketika ditelusuri, banyak konflik internal dan praktik tidak sehat di baliknya. Sayangnya, sebagian atasan kadang hanya melihat hasil, bukan prosesnya.”

Beliau menekankan bahwa kompetensi harus berjalan seimbang dengan integritas, dan perusahaan perlu mengedepankan nilai etika dalam setiap keputusan promosi.

Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan dan Karyawan?

Untuk Karyawan:

  1. Fokus pada kontribusi jujur dan kolaborasi
  2. Bangun personal branding yang berakar pada nilai, bukan taktik
  3. Ambisi boleh tinggi, tapi tidak boleh membutakan hati

Untuk Perusahaan:

  1. Bangun sistem penilaian kinerja yang adil dan transparan
  2. Terapkan evaluasi 360° untuk mendeteksi manipulasi relasi
  3. Berikan pelatihan etika kerja dan kepemimpinan sehat
  4. Jadikan HR bukan hanya administrasi, tapi penjaga budaya perusahaan

Ambisi adalah kekuatan, tapi tanpa etika, ia bisa menghancurkan orang lain dan diri sendiri. Dunia kerja bukan hanya tentang siapa yang paling cepat naik, tapi siapa yang bisa bertahan dengan cara yang benar.

Baca Juga : Revisi KUHAP: Akhir dari Peradilan Kolot, atau Awal Masalah Peradilan Baru?

 Pernah melihat karyawan yang sukses dengan cara kotor? Atau pernah jadi korbannya? Ceritakan pengalamanmu di komentar. Kita bahas bareng.

Bagikan artikel ini ke tim HR, atasan, atau rekan kerja. Biar kita semua ingat: naik jabatan itu sah, tapi tetap dengan cara yang sehat.

Post a Comment

أحدث أقدم