7 Jurus Memikat Hati Recruiter: Biar CV Kamu Nggak Cuma Jadi Pajangan di Inbox

Kamu udah kirim puluhan lamaran kerja, bikin CV semenarik mungkin, ikut webinar, upgrade skill… tapi hasilnya? Masih juga belum dipanggil interview.

Mungkin bukan karena kamu nggak layak, tapi karena kamu belum tahu cara mainnya.
Recruiter itu bukan cuma cari kandidat pintar—mereka cari yang ‘klik’ sejak awal. Nah, gimana caranya bikin mereka langsung tertarik? Ini jurus-jurus rahasianya!

      1.     Buat CV yang Singkat, Padat, dan Relevan CV bukan tempat buat nulis “autobiografi”.
      Sertakan pengalaman kerja dan skill yang nyambung dengan posisi yang dilamar. 

            Gunakan angka untuk memperkuat pencapaian.

      Contoh:“Meningkatkan engagement media sosial sebesar 60% dalam 3 bulan.”

      2.   Tulis Email Lamaran yang Personal dan Powerful Jangan pakai template mentah. Tunjukkan             bahwa kamu benar-benar tertarik dengan perusahaan itu. Sebutkan nama posisi, alasan melamar,             dan apa nilai tambahmu.

 Baca Juga : Revisi KUHAP: Akhir dari Peradilan Kolot, atau Awal Masalah Peradilan Baru?

     3.    Bangun Personal Branding di LinkedIn. LinkedIn itu bukan sekadar platform cari kerja—itu               ladang buat ‘jualan diri’ secara profesional. Rajin posting, komentar, dan bangun koneksi dengan             orang HR di bidang yang kamu minati. Recruiter sering stalking calon kandidat lewat sini.

     4.    Respon Cepat dan Tepat Saat Dihubungi Kamu bukan satu-satunya yang mereka hubungi.
    Balas pesan WA atau email dari recruiter dengan cepat, sopan, dan jelas. Ini akan jadi poin plus            tentang kepribadian kamu.

     5.    Kenali Perusahaan dan Posisi yang Dilamar Saat dipanggil interview, datanglah dengan                    persiapan. Pahami bisnis perusahaan, tantangan industrinya, dan bagaimana kamu bisa                             memberi solusi.Ini bikin kamu terlihat bukan hanya butuh kerja, tapi juga siap berkontribusi.

     6.   Tunjukkan Growth Mindset dan Fleksibilitas Di mata recruiter, kandidat yang bisa belajar cepat        dan adaptif lebih menarik daripada yang punya pengalaman bertahun-tahun tapi kaku.
    Jangan takut mengakui kekurangan—yang penting kamu mau berkembang.

Pandangan Praktisi SDM:

Lesmana, Praktisi Head HR Legal & Advokat, membagikan insight:

“Banyak kandidat gagal bukan karena tidak kompeten, tapi karena tidak tahu cara komunikasi yang tepat. Bicaralah dengan percaya diri, tapi tetap sopan dan humble.”

“Dan tolong banget, pelajari dulu posisi yang dilamar. Biar kami juga yakin kamu memang serius.”

       Baca Juga : Advokat Dipinggirkan? RUU KUHAP dan Ancaman Bisu bagi Pembela Keadilan 

     Follow Up dengan Elegan, Bukan Ngegas Belum ada kabar setelah interview? Kamu boleh follow up, tapi gunakan bahasa profesional dan jangan terlihat memaksa.
Contoh:
“Saya ingin menindaklanjuti proses rekrutmen untuk posisi [X], dan tetap sangat antusias jika diberi kesempatan bergabung.”

Dunia kerja itu kompetitif. Tapi bukan berarti kamu harus kehilangan jati diri.
Pahami cara mainnya, kuasai jurusnya, dan tunjukkan versi terbaik dari dirimu.

Sudah pernah mencoba jurus-jurus di atas? Atau kamu punya strategi sendiri?
Tulis di kolom komentar dan bagikan artikel ini ke temanmu yang juga sedang berjuang cari kerja. Siapa tahu rezeki mereka lewat sini!

 

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama