Bayangkan ini: Seorang karyawan muda baru 2 tahun bekerja, tapi sudah dapat promosi dua kali. Banyak yang kagum, tapi diam-diam ada bisik-bisik.
“Ia suka menjatuhkan rekan
sendiri.”“Sering ambil kredit dari kerja tim.” “Dekat dengan atasan, tapi gak
tahu batas.”
Pertanyaannya: sukses atau
manipulatif?
Di balik gemerlap pencapaian dan
jabatan, kadang ada ambisi yang melangkahi batas etika. Di mana kita menarik
garisnya?
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ambisi adalah bahan bakar karier. Tapi ketika seseorang mulai menghalalkan segala cara—menjatuhkan kolega, berbohong soal hasil kerja, atau menjilat ke atasan demi promosi—maka ambisi itu berubah menjadi racun.
Sikap Karyawan yang
Melanggar Etika demi Ambisi:
- Mengklaim kerja tim sebagai hasil pribadi
- Memata-matai atau melaporkan rekan ke atasan demi
citra baik
- Menyebar gosip atau rumor untuk menjatuhkan pesaing
- Mengabaikan prosedur, bahkan memanipulasi data atau
laporan
Dampaknya Bukan Hanya ke
Individu, Tapi ke Organisasi:
- Budaya kerja jadi penuh curiga dan kompetisi tidak
sehat
- Tim kehilangan kepercayaan satu sama lain
- HR dan manajemen kesulitan membangun retensi karyawan
Pandangan Praktisi SDM:
Menurut Benny Gunawan, HR
Director di perusahaan logistik nasional:
“Kami di HR sering menghadapi
dilema. Ada karyawan dengan performa luar biasa di atas kertas, tapi ketika ditelusuri,
banyak konflik internal dan praktik tidak sehat di baliknya. Sayangnya,
sebagian atasan kadang hanya melihat hasil, bukan prosesnya.”
Beliau menekankan bahwa kompetensi harus berjalan seimbang dengan integritas, dan perusahaan perlu mengedepankan nilai etika dalam setiap keputusan promosi.
Apa yang Bisa Dilakukan
Perusahaan dan Karyawan?
Untuk Karyawan:
- Fokus pada kontribusi jujur dan kolaborasi
- Bangun personal branding yang berakar pada nilai,
bukan taktik
- Ambisi boleh tinggi, tapi tidak boleh membutakan
hati
Untuk Perusahaan:
- Bangun sistem penilaian kinerja yang adil dan
transparan
- Terapkan evaluasi 360° untuk mendeteksi manipulasi
relasi
- Berikan pelatihan etika kerja dan kepemimpinan
sehat
- Jadikan HR bukan hanya administrasi, tapi penjaga budaya perusahaan
Ambisi adalah kekuatan, tapi tanpa
etika, ia bisa menghancurkan orang lain dan diri sendiri. Dunia kerja bukan
hanya tentang siapa yang paling cepat naik, tapi siapa yang bisa bertahan
dengan cara yang benar.
Baca Juga : Revisi KUHAP: Akhir dari Peradilan Kolot, atau Awal Masalah Peradilan Baru?
Pernah melihat karyawan yang sukses dengan cara kotor? Atau pernah jadi korbannya? Ceritakan pengalamanmu di komentar. Kita bahas bareng.
Bagikan artikel ini ke tim HR,
atasan, atau rekan kerja. Biar kita semua ingat: naik jabatan itu sah, tapi
tetap dengan cara yang sehat.
Posting Komentar